KitābFadhlul Islām. Halaqah 01 | Sekilas Biografi Penulis Dan Pengenalan Kitab. Halaqah 02 | Tafsir Basmallah dan Hikmahnya Bag 01. Halaqah 03 | Tafsir Basmallah dan Hikmahnya Bag 02. Bab 01 - Fadhlul Islam. Halaqah 04 | Makna Islam Yang Dimaksud. Halaqah 05 | Pembahasan Qurān Surat Al-Maidah Ayat 3.
Halaqah07 ~ Pengantar Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 7 | HSI NI.1. Halaqah yang ke-7, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah. Dan beliau memulai kitab beliau dengan Basmalah, meniru didalam Al-Quran. "Dimana Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memulai Al
Diantarapenyimpangan-penyimpangan dalam hal iman dengan kitab-kitab Allāh adalah: 6 | Ragu-ragu dengan kebenaran Al-Qurān. 7 | Berusaha untuk mengubah Al-Qurān baik lafazh maupun maknanya. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
SilsilahIlmiyyah Belajar TauhidHalaqah 1 | Mengapa Kita Wajib Belajar Tauhidkajian islam bersama pengajar masjid nabawi Ustadz Abdullah Roy, MALink Video :
Allahtelah berjanji untuk menjaganya dari pengubahan, baik lafazh maupun maknanya. Dijaga lafazhnya sehingga tidak bisa ditambah dan tidak dikurangi, dan dijaga maknanya dari makna-makna yang menyimpang, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
FdZg. 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Takdir Allah 🔊 Halaqah 1 Pengertian Al Qadha dan Al Qadar 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 PENGERTIAN AL QADHA DAN AL QADHAR السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-1 dari Silsilah ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah adalah tentang “Pengertian Al Qadha dan Al Qadar”. 🌟 Al Qadha dan Al Qadar adalah dua kata yang apabila berdampingan maka masing-masing memiliki makna tersendiri. 🌟 Al Qadha ➡ Secara bahasa diantara maknanya adalah memutuskan, menyelesaikan, menyempurnakan, dan mewajibkan. Allah berfirman وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ… “Dan Rabb-mu mewajibkan supaya kalian tidak menyembah kecuali kepada-Nya.” [QS Al-Isra’ 23] Dan Allah berfirman وَاللَّهُ يَقْضِي بِالْحَقِّ ۖ… “Dan Allah memutuskan dengan benar.” [QS Ghafir 20] Dan Allah berfirman فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ… “Maka apabila kalian menyelesaikan manasik haji kalian hendaklah kalian mengingat Allah, seperti kalian mengingat bapak-bapak kalian atau lebih banyak.” [QS Al-Baqarah 200] ➡ Adapun secara syariat yang dimaksud dengan Al Qadha adalah apa yang Allah putuskan pada makhluk-Nya baik berupa pengadaan, peniadaan, atau perubahan sesuai dengan Qadar atau ketentuan Allah sebelumnya. 🌟 Al Qadar ➡ Secara bahasa adalah menentukan. ➡ Adapun secara syariat maka Al Qadar adalah apa yang sejak dahulu atau azali sudah Allah tentukan akan terjadi. 📗 Dengan demikian Al Qadar lebih dahulu daripada Al Qadha, karena Al Qadar adalah ketentuan Allah sejak azali sedangkan Al Qadha adalah keputusan Allah setelah itu, berupa pengadaan atau peniadaan atau pengubahan. Dan keduanya saling melazimi tidak bisa dipisah satu dengan yang lain. 📗 Apa yang Allah tentukan akan Dia putuskan dan apa yang menjadi keputusan Allah maka itulah yang dia tentukan sebelumnya. 📗 Namun apabila kata Al Qadha atau Al Qadar datang sendiri dalam sebuah kalimat maka maknanya mencakup makna kata yang lain. 📗 Al Qadha adalah ketentuan Allah sejak dahulu dan keputusan-Nya. Demikian pula Al Qadar adalah ketentuan Allah sejak dahulu dan keputusan-Nya. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Takdir Allah 🔊 Halaqah 2 Dalil Wajibnya Beriman dengan Takdir Allah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 DALIL WAJIBNYA BERIMAN DENGAN TAKDIR ALLAH السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-2 dari Silsilah ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah adalah tentang “Dalil Wajibnya Beriman dengan Takdir Allah”. 🌟 Beriman dengan takdir Allah yang baik dan yang buruk adalah termasuk salah satu diantara enam rukun iman yang harus diimani dan telah tetap kewajibannya di dalam Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Ijma. 📗 Dari Al-Qur’an Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ “Sesungguhnya Kami telah menciptakan segala sesuatu dengan ketentuan.” [QS Al-Qamar 49] Dan Allah berfirman, … وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا “Dan Dia menciptakan segala sesuatu maka Dia pun menentukan dengan sebenar-benar penentuan.” [QS Al-Furqan 2] Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, … ۚ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا “Dan perkara Allah adalah ketentuan yang sudah ditakdirkan.” [QS Al-Ahzab 38] 📗 Adapun dari As-Sunnah Maka Rasulullah ﷺ bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril alaihissalam tentang iman, أن تؤ من با لله وملا ئكته وكتبه ورسله واليوم الا خر وتؤ من بالقدرخيره وشره “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Hari Akhir, dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk.” [HR Muslim] Dan beliau ﷺ bersabda, كُلُّ شَيْءٍ بِقَدَرٍ حَتَّى العَجْزُ والكَيْسُ “Segala sesuatu dengan takdir sampai ketidak mampuan dan kecerdasan.” [HR Muslim] 📗 Adapun dari Ijma 🌟 Maka kaum muslimin telah bersepakat atas wajibnya beriman dengan takdir Allah dan bahwasanya orang yang mengingkari takdir Allah maka dia telah keluar dari agama Islam. Berkata Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu anhuma ketika mendengar tentang munculnya orang-orang yang mengingkari takdir dan bahwasanya kejadian terjadi dengan sendirinya tanpa takdir. فَإِذَا لَقِيتَ أُولَئِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنِّي بَرِيءٌ مِنْهُمْ وَأَنَّهُمْ بُرَآءُ مِنِّي، وَالَّذِي يَحْلِفُ بِهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ، لَوْ أَنَّ لِأَحَدِهِمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فَأَنْفَقَهُ مَا قَبِلَ اللهُ مِنْهُ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ “Apabila kamu bertemu dengan mereka maka kabarkanlah kepada mereka bahwa aku Abdullah Ibnu Umar berlepas diri dari mereka dan mereka pun berlepas diri dariku. Demi Dzat yang Abdullah Ibnu Umar bersumpah dengan-Nya seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud kemudian menginfakkannya maka Allah tidak akan menerima darinya sampai dia beriman dengan takdir.” [Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam shahihnya] 🌟 Yang demikian karena Allah tidak menerima amalan orang yang kafir dan termasuk kekufuran apabila seseorang mengingkari takdir Allah azza wajalla. Berkata Al Imam An Nawawi rahimahullah, وَقَدْ تَظَاهَرَتِ الْأَدِلَّةُ الْقَطْعِيَّاتُ مِنَ الْكِتَابِ وِالسُّنَّةِ وَإِجْمَاعِ الصَّحَابَةِ وَأَهْلِ الْحَلِّ وَالْعَقْدِ مِنَ السَّلَفِ وَالْخَلَفِ عَلَى إِثْبَاتِ قَدَرِ اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى “Telah banyak dalil-dalil yang jelas tetapnya yang saling menguatkan dari Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Ijma Shahabat dan para Ahlul Halli wal Aqdi, yaitu orang-orang yang punya wewenang dari tokoh-tokoh kaum muslimin dari kalangan salaf dan kholaf yang menunjukkan atas penetapan takdir Allah Subhānahu wa Ta’āla.” [Al Minhaj Syarah Shahih Muslim Ibnu Al Hajjaj jilid I hal 155] Dan berkata Ibnu Hajar rahimahullah, و مذهب السلف قاطبة أن الأمورَ كلها بتقدير الله تعالى “Dan Manhaj seluruh salaf bahwa perkara-perkara semuanya dengan takdir Allah Ta’āla.” [Fathul Baari jilid 11 hal 478] Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Takdir Allah 🔊 Halaqah 3 Kedudukan Iman dengan Takdir di dalam Agama Islam 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 DALIL WAJIBNYA BERIMAN DENGAN TAKDIR ALLAH السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-3 dari Silsilah ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah adalah tentang “Kedudukan Iman dengan Takdir di dalam Agama Islam”. 🌟 Iman dengan takdir Allah memiliki kedudukan yang tinggi di dalam agama Islam. Diantara yg menunjukkan ketinggian kedudukannya 1⃣. Beriman dengan takdir termasuk diantara enam Rukun Iman yang harus diimani dan pokok aqidah yang harus diyakini yang tidak sah iman seorang hamba tanpanya. 2⃣. Beriman yang benar dengan takdir Allah yang mencakup beriman dengan Ilmu Allah, penulisan-Nya, kehendak-Nya, dan Penciptaan-Nya termasuk bagian dari Mentauhidkan Allah di dalam Rububiyah dan sifat-sifat-Nya, karena Al Qadha memutuskan dan Al Qadar menentukan adalah termasuk pekerjaan Allah dan pekerjaan Allah adalah termasuk sifat-sifat-Nya. Barangsiapa yang tidak beriman dengan takdir maka dia bukan seseorang yang meng-Esa-kan Allah di dalam Rububiyah-Nya dan ini membawa pengaruh buruk pada Tauhid Uluhiyahnya. 📗 Adapun orang yang beriman dengan Al Qadha dan Al Qadar maka akan terjaga Tauhid Rububiyah-Nya dan Uluhiyahnya. Berkata Abdullah Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, ” الْقَدَرُ نِظَامُ التَّوْحِيدِ ، فَمَنْ وَحَّدَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَآمَنَ بِالْقَدَرِ فَهِيَ الْعُرْوَةُ الْوُثْقَى الَّتِي لا انْفِصَامَ لَهَا ، وَمَنْ وَحَّدَ اللَّهَ تَعَالَى وَكَذَّبَ بِالْقَدَرِ نَقْضَ التَّوْحِيدَ ” . “Takdir adalah aturan Tauhid, barangsiapa mengesakan Allah dan beriman dengan takdir maka inilah tali yang kuat yang tidak akan terlepas. Dan barangsiapa mentauhidkan Allah dan mendustakan takdir maka dia telah melepaskan tauhidnya.” [Atsar ini dikeluarkan oleh Al Firyabi di dalam Kitab Beliau Al Qadar hal 143] 📗 Yang dimaksud dengan takdir adalah aturan Tauhid yaitu beriman dengan takdir menjadikan teratur dan lurus tauhid seseorang. 3⃣. Beriman dengan takdir Allah adalah beriman dengan Qudratullah kemampuan Allah. Barangsiapa yang tidak beriman dengan takdir berarti dia tidak beriman dengan Qudratullah. Berkata Zaid Ibnu Aslam, القدر قدرة الله عز وجل ، فمن كذب بالقدر؛ فقد جحد قدرة الله عز وجل “Takdir adalah kemampuan Allah azza wajalla, barangsiapa yang mendustakan takdir maka dia telah mengingkari kemampuan Allah azza wajalla.” [Atsar ini diriwayatkan oleh Al Firyabi di dalam Kitab Beliau Al Qadar hal 144]. 4⃣. Beriman dengan takdir berkaitan dengan hikmah Allah, Ilmu-Nya, Kehendak-Nya, dan Penciptaan-Nya. Maka barangsiapa yang mengingkari takdir berarti dia telah mengingkari Ilmu Allah, Kehendak-Nya, dan Penciptaan-Nya. 5⃣. Beriman yang benar dengan takdir Allah akan membuahkan kebaikan yang banyak dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. 📗 Sebagaimana akan datang penyebutannya di halaqah-halaqah yang terakhir dari silsilah ini. Dan kebodohan tentang beriman dengan takdir ataupun kesalahpahaman menyebabkan berbagai penyimpangan dan kesengsaraan di dunia dan akhirat. 6⃣. Beriman dengan takdir adalah aqidah seluruh para Nabi dan para pengikut mereka. Allah berfirman tentang Nabi Nuh alaihissalam, قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُمْ بِهِ اللَّهُ إِنْ شَاءَ… “Nuh berkata sesungguhnya Allah-lah yang akan mendatangkan tanda kekuasaan-Nya apabila Dia menghendaki.” [QS Hud 33] Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Ismail alaihissalam, … ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ “Ismail berkata, wahai bapakku kerjakanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu, niscaya engkau akan mendapatkan diriku termasuk orang-orang yang sabar apabila Allah menghendaki.” [QS Ash-Shaffat 102] Dan Allah berfirman tentang Nabi Musa alaihissalam, … قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِيَّايَ ۖ… “Musa berkata, wahai Rabb-ku seandainya Engkau menghendaki niscaya Engkau telah menghancurkan mereka dan diriku sebelum ini.” [QS Al-A’raf 155] 📗 Tiga ayat di atas menunjukkan keimanan para Nabi alaihimussallam terhadap takdir Allah azza wajalla. 7⃣. Diantara yg menunjukkan ketinggian kedudukan beriman dengan takdir di dalam agama Islam bahwa takdir berkaitan langsung dengan kehidupan manusia setiap harinya, seperti sehat, sakit, kaya, miskin, kuat, lemah, bahagia, sengsara, nikmat, adzab, hidayah, kesesatan dll. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Takdir Allah 🔊 Halaqah 4 Cara Beriman dengan Takdir Allah Bagian 1 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN DENGAN TAKDIR ALLAH BAGIAN 1 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-4 dari Silsilah ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah adalah tentang “ Cara Beriman dengan Takdir Allah Bagian 1”. Cara Beriman dengan Takdir Allah adalah dengan mengimani Marotibul Qadar tingkatkan-tingkatan takdir yang jumlahnya ada empat 1⃣. Ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu, yang ada dan yang tidak ada, yang mungkin terjadi dan yang tidak mungkin terjadi. 🌟 Allah Subhānahu wa Ta’āla mengetahui yang ada di langit maupun yang ada di bumi, yang kelihatan maupun yg tidak kelihatan. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, … ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ “Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [QS Al-Baqarah 282] Dan Allah berfirman وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ “Dan di sisi-Nya kunci-kunci ilmu ghaib, tidak mengetahuinya kecuali Dia, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan lautan dan tidaklah jatuh sebuah daun kecuali Allah mengetahuinya dan tidak ada satu biji di kegelapan-kegelapan bumi dan tidak ada sesuatu yang basah maupun kering kecuali semuanya tertulis di dalam kitab yang nyata Al Lauhul Mahfudz.” [QS Al-An’am 59] 🌟 Allah mengetahui yang sudah terjadi, yang sedang terjadi dan yang akan terjadi, bahkan Allah mengetahui apa yang tidak terjadi, seandainya terjadi bagaimana kejadiannya. Allah berfirman, … ۖ وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ “Dan seandainya mereka yaitu orang-orang kafir dikembalikan ke dunia niscaya mereka akan kembali melakukan apa yang mereka sudah dilarang darinya dan sesungguhnya mereka adalah berdusta.” [QS Al-An’am 28] 🌟 Yaitu seandainya orang-orang kafir yang diadzab di dalam neraka yang meminta supaya dikembalikan ke dunia untuk beriman dan beramal dikabulkan permintaan mereka untuk kembali ke dunia, niscaya mereka akan kafir kembali. 🌟 Dan Allah mengetahui apa yang dilakukan oleh makhluk sebelum Allah menciptakan mereka, mengetahui rezeki, ajal, dan amalan mereka, bergerak dan diamnya mereka, kesengsaraan dan kebahagiaan mereka, bahkan Allah mengetahui siapa diantara mereka yang kelak akan masuk ke dalam surga dan siapa yang akan masuk ke dalam neraka sebelum Allah menciptakan mereka. Bahkan sebelum mereka diciptakan, Allah mengetahui siapa diantara mereka yang kelak akan masuk surga dan siapa diantara mereka yang kelak akan masuk neraka. Rasulullah ﷺ bersabda di dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ketika Nabi ﷺ ditanya tentang anak-anak orang-orang musyrikin beliau mengatakan, الله أعلم بـما كـانوا عامليـن “Allah lebih tau tentang apa yang akan mereka amalkan.” [HR Bukhari dan Muslim] Dan beliau ﷺ bersabda, ما منـكم من نفس إلا وقد علم منزلها من الجنة والنـار “Tidak ada sebuah jiwa kecuali telah diketahui tempatnya di dalam surga dan neraka.” [HR Bukhari dan Muslim] 🌟 Kewajiban seorang muslim adalah berbaik sangka kepada Allah yang telah memberikan hidayah kepada agama Islam ini dan Sunnah Rasulullah ﷺ kemudian istiqamah dalam beriman dan beramal shaleh sampai dia meninggal dunia. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Takdir Allah 🔊 Halaqah 5 Cara Beriman dengan Takdir Allah Bagian 2 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN DENGAN TAKDIR ALLAH BAGIAN 2 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-5 dari Silsilah ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah adalah tentang “ Cara Beriman dengan Takdir Allah Bagian 2”. Cara Beriman dengan Takdir Allah adalah dengan mengimani Marotibul Qadar tingkatkan-tingkatan takdir yang jumlahnya ada empat Diantara cara beriman dengan takdir Allah adalah dengan mengimani tingkatan takdir yang ke dua, yaitu 2⃣. Penulisan Allah terhadap seluruh takdir makhluk-Nya di dalam Al Lauhul Mahfudz. Maka tidaklah terjadi sesuatu di alam ini kecuali Allah telah menulisnya di dalam kitab tersebut. Tidak mungkin apa yang terjadi di alam ini keluar dari apa yang sudah Allah tuliskan. 🌟 Dalil-dalil tentang beriman dengan penulisan Allah terhadap takdir di dalam Al Lauhul Mahfudz dari Al-Qur’an diantaranya Firman Allah azza wajalla وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ “Dan Kami telah menulis di dalam kitab-kitab yang Kami turunkan setelah sebelumnya ditulis di dalam Adz-Dzikr, bahwa bumi ini diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih.” [QS Al-Anbiya’ 105] 🌟 Adz-Dzikr adalah nama lain dari Al Lauhul Mahfudz. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ “Sesungguhnya Kami-lah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami-lah yang menulis apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas mereka dan segala sesuatu Kami ihso’ di dalam kitab yang jelas.” [QS Ya-Sin 12] 🌟 Makna “ihso’” diantaranya Allah mengetahuinya, menjaganya, menetapkannya di dalam kitab tersebut. 🌟 Dan yang dimaksud dengan Kitab yang jelas adalah Al Lauhul Mahfudz. Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ “Bukankah kamu mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. Sesungguhnya yang demikian ada di dalam Kitab, sesungguhnya yang demikian sangat mudah bagi Allah.” [QS Al-Hajj 70] Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman … ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ.. “Kami tidak lupakan sesuatu pun di dalam Al Lauhul Mahfudz.” [QS Al-An’am 38] Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, … ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ “Dan tidak terlepas dari pengetahuan Allah. Sesuatu sebesar semut kecil pun baik di bumi maupun di langit baik yang lebih kecil daripada itu atau lebih besar kecuali di dalam Kitab yang jelas.” [QS Yunus 61] Adapun dari Sunnah maka Rasulullah ﷺ bersabda كتب الله مقادير الخلائق قَبْلَ أَنْ يَخُلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ “Allah menulis takdir-takdir bagi para makhluk-Nya lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” [HR Muslim] Dan Rasulullah ﷺ bersabda وَكَتَبَ فِي الذِّكْرِ كُلَّ شَيْءٍ “Dan Allah menulis di dalam Adz-Dzikr Al Lauhul Mahfudz segala sesuatu.” [HR Bukhari dan Muslim] Dan Beliau ﷺ bersabda مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنْ الْجَنَّةِ “Tidak ada diantara kalian kecuali sudah ditulis tempatnya di dalam neraka dan tempatnya di dalam surga.” [HR Al Bukhari dan Muslim] Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍
👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 1 Pengertian Rasulullah dan Dalil-Dalil Atas Wajibnya Beriman dengan Para Rasul 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 PENGERTIAN RASULULLAH DAN DALIL-DALIL ATAS WAJIBNYA BERIMAN DENGAN PARA RASUL السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-1 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Pengertian Rasulullah dan Dalil-Dalil Atas Wajibnya Beriman dengan Para Rasul”. 🌟 Diantara pokok-pokok keimanan yang harus diimani oleh seorang hamba adalah beriman kepada para Rasul Allah. 📖 Rasulun adalah bentuk tunggal dari rusulun. 📖 Rosulun artinya utusan. 📖 Rusulun artinya utusan-utusan. 🌟 Rusulullah artinya para utusan Allah. Mereka adalah manusia-manusia yang Allah pilih menjadi utusan-Nya kepada manusia dengan membawa risalah dari Allah untuk disampaikan kepada manusia. Allah berfirman لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ… “Sungguh Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami dengan bukti – bukti yang nyata.” Al Hadid 25 🌟 Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Ijma’ kaum muslimin menunjukkan tentang wajibnya beriman dengan para Rasul Allah dan kekufuran kepada Rasul-Rasul Allah adalah kekufuran kepada Allah. 🌟 Semakin seseorang mendalami tentang beriman kepada para Rasul secara terperinci maka akan semakin bertambah keimanannya dan akan semakin banyak manfaatnya. Adapun dari Al-Qur’an maka Allah berfirman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا “Wahai orang-orang yang beriman,berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan Kitab yang telah diturunkan kepada Rasul-Nya dan Kitab yang diturunkan sebelumnya. Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya, dan hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang jauh.” An Nisa’ 136 Adapun dari As-Sunnah maka Nabi ﷺ bersabda ketika ditanya oleh Jibril tentang apa itu Iman. الإيمان أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. ”Beriman adalah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk.” Beliau mengatakan صَدَقْتَ engkau telah benar, hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dan para ulama berijma’ atas wajibnya beriman kepada Rasul-Rasul Allah azza wajalla. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 2 Perbedaan Antara Nabi Dan Rasul 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 PERBEDAAN ANTARA NABI DAN RASUL السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-1 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Perbedaan Antara Nabi Dan Rasul”. 🌟 Dalil-dalil menunjukkan adanya perbedaan antara Nabi dan Rasul 🌟 Allah berfirman وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّىٰ أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ “Dan tidaklah kami mengutus seorang Rasul dan tidak pula seorang nabi sebelum engkau wahai Muhammad melainkan apabila dia mempunyai suatu keinginan syaitan pun memasukkan godaan-godaan ke dalam keinginannya tersebut.” Surat Al-Hajj 52 ➡ Ayat di atas menunjukkan bahwa Rasul berbeda dengan Nabi. 🌟 Ada ulama yang mengatakan bahwa Rasul diberi wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikan, sedangkan Nabi diberi wahyu tetapi tidak diperintahkan untuk menyampaikan, namun ini adalah pendapat yang lemah karena ternyata dalil menunjukkan bahwa Nabi juga diutus dan diperintah menyampaikan wahyu sebagaimana dalam Firman Allah وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّىٰ أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ “Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul dan tidak pula seorang Nabi kecuali apabila dia berkeinginan maka syaitan memasukkan godaan-godaannya ke dalam keinginannya tersebut.” Surat Al-Hajj 52 Allah mengatakan “Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul dan tidak pula seorang Nabi” ➡ ini menunjukkan bahwa Nabi Juga diutus berarti dia diperintah untuk menyampaikan. Demikian pula di dalam hadits Rasulullah ﷺ bersabda, عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ “Ditampakkan kepadaku umat-umat, maka aku melihat seorang Nabi bersama beberapa orang dan aku melihat seorang Nabi bersama satu dan dua orang dan seorang Nabi dan tidak seorang pun bersama beliau.” HR Al Bukhari & Muslim ➡ Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi juga diperintahkan untuk berdakwah dan menyampaikan risalah. 🌟 Dari sekian banyak pendapat tentang perbedaan antara Nabi dan Rasul, pendapat yang lebih dekat Insya Allah adalah pendapat yang mengatakan “Bahwa Nabi adalah orang yang Allah berikan wahyu, diperintahkan untuk menyampaikan syariat sebelumnya, dan diutus kepada kaum yang sudah mengetahui syariat tersebut.” Dan inilah pendapat yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah & Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithy semoga Allah merahmati keduanya. Di antara dalilnya adalah firman Allah, إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا… “Sesungguhnya kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya yang para Nabi yang menyerahkan diri menghukumi dengan Taurat tersebut bagi orang-orang Yahudi.” Surat Al-Ma’idah 44 ➡ Di dalam ayat ini Nabi-Nabi Bani Israel mereka menyampaikan syariat Nabi Musa yang ada di dalam Taurat. Adapun pengertian Rasul secara syari’at, mereka adalah orang yang Allah beri Wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikan syariat yang baru, dan diutus kepada kaum yang menyelisihi perintah Allah. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 3 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 1 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 1 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-3 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 1”. Cara beriman kepada para Rasul Allah mengandung beberapa perkara 1⃣ Keyakinan yang dalam bahwa kenabian dan kerasulan adalah pilihan dari Allah, Allah memberikannya kepada siapa yang memang berhak dan yang paling afdhal dan sempurna. Allah Berfirman اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ ۗ “Allah lebih tau di mana Allah meletakkan risalah-Nya.” QS Al-An’am 124 Dan Allah Berfirman اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ ”Allah memilih Rasul-Rasul dari kalangan malaikat dan dari kalangan manusia, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Surat Al-Hajj 75 2⃣. Keyakinan yang dalam bahwa mereka para Rasul Allah adalah makhluk Allah yang paling sempurna baik ilmu, amalan, i’tiqad maupun penciptaan atau fisik mereka. Allah Berfirman menceritakan tentang Nabi Nuh alaihi salam, ۚ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا ”Sesungguhnya dia Nuh adalah hamba yang banyak bersyukur.” QS Al-Isra’ 3 Dan Allah Berfirman إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّاهٌ مُنِيبٌ ”Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang penyantun, lembut hati, dan suka kembali kembali kepada Allah.” QS Hud 75 Dan Allah Berfirman قَالُوا لَا تَوْجَلْ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ “Mereka berkata, “Janganlah engkau wahai Ibrahim takut sesungguhnya kami memberikan kabar gembira kepada dirimu dengan seorang anak yang alim.” QS Al-Hijr 53 ➡ Yang dimaksud dengan anak tersebut adalah Nabi Ishak alaihis salam. Dan Allah Berfirman يَا يَحْيَىٰ خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً ۖ وَكَانَ تَقِيًّا وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا “Wahai Yahya ambillah kitab Taurat dengan sungguh-sungguh dan kami berikan hikmah kepadanya selagi dia masih kanak-kanak dan kami jadikan rasa kasih sayang kepada sesama dari kami dan bersih dari dosa dan dia pun seorang yang bertakwa dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya dan dia bukan orang yang sombong, bukan pula orang yang durhaka.” QS Maryam 12-14 Dan Allah Berfirman وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ ”Dan sesungguhnya engkau wahai Muhammad berada di atas akhlak yang agung.” QS Al-Qalam 4 Dan juga ayat-ayat yang lain yang menunjukkan tentang kesempurnaan para Nabi dan para Rasul Allah di dalam ilmu, amalan, i’tiqad, dan juga fisik mereka. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 4 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 2 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 2 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-4 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 2”. Cara beriman kepada para Rasul Allah mengandung beberapa perkara 3⃣. Meyakini bahwa Para Rasul benar-benar terlepas dari sifat dusta, menyembunyikan ilmu, dan penghianatan. Allah Berfirman قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ “Mereka berkata, celaka kita, siapakah yang telah membangkitkan kita dari tempat istirahat kita, inilah yang dijanjikan oleh Ar-Rahman dan benarlah para Rasul.” Surat Yasin 52 Dan Allah Berfirman وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ فَمَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ “Dan sekiranya dia Muhammad mengada-adakan sebagian perkataan atas nama Kami, pasti kami pegang dia pada tangan kanannya kemudian kami potong pembuluh jantungnya, maka tidak seorang pun dari kalian yang dapat menghalangi Kami untuk menghukumnya.” QS Al-Haqqah 44-47 4⃣. Keyakinan yang dalam bahwasanya mereka telah melaksanakan tugas mereka dengan sempurna dan sebaik-baiknya, dan Allah tidak mewafatkan mereka kecuali setelah mereka menyampaikan secara sempurna risalah Allah kepada kaumnya. Allah Berfirman رُسُلًا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا “Rasul-Rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah Rasul-Rasul itu diutus. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS An-Nisa’ 165 Dan Allah berfirman وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ “Dan tidaklah Kami utus seorang Rasul kecuali dengan bahasa kaumnya supaya dia menerangkan kepada mereka.” QS Ibrahim 4 Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 5 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 3 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 3 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-5 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 3”. Cara beriman kepada para Rasul Allah mengandung beberapa perkara 5⃣. Meyakini dengan keyakinan yang dalam bahwa mereka para Rasul adalah manusia. Menimpa mereka apa yang menimpa manusia yang lain, mereka makan, minum, mencari rezeki, menikah, memiliki keturunan, tertimpa sakit, terbunuh, meninggal, dll. Allah Berrfirman قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ… “Katakanlah sesungguhnya aku adalah manusia seperti kalian diwahyukan kepadaku.” QS Al-Kahf 110 Dan Allah Berrfirman … قُلْ سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنْتُ إِلَّا بَشَرًا رَسُولًا “Katakanlah, Maha Suci Rabb-ku, tidaklah aku kecuali seorang manusia yang diutus.” QS Al-Isra’ 93 Mereka makan, minum, dan mencari rezeki. Allah Berrfirman وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ ۗ… “Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali mereka memakan makanan dan pergi ke pasar.” QS Al-Furqan 20 Mereka menikah dan memiliki keturunan. Dan Allah Berrfirman وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً ۚ… “Dan sungguh Kami telah mengutus para Rasul sebelummu dan kami telah menjadikan bagi mereka istri-istri dan keturunan.” QS Ar-Ra’d 38 Mereka ditimpa sakit. Allah Berfirman tentang Nabi Ibrahim وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ “Dan apabila aku sakit, maka Allah Dialah yang menyembuhkan aku.” QS Ash-Shu’ara 80 Dan Allah Berrfirman tentang Nabi Ayyub, وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ “Dan ingatlah Ayyub ketika dia memanggil Rabb-nya, sesungguhnya aku telah ditimpa sakit dan Engkau adalah Dzat Yang Maha Penyayang.” QS Al-Anbiya’ 83 Dari Abdullah Ibn Mas’ud radiallahu anhu beliau berkata, “Aku memasuki rumah Rasulullah ﷺ, sedangkan beliau dalam keadaan demam, maka aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau demam dengan demam yang sangat.” Beliau ﷺ mengatakan, “Iya, sesungguhnya aku tertimpa demam sebagaimana dua orang diantara kalian tertimpa demam.” HR Al Bukhari Mereka para Rasulullah meninggal dunia, sebagaimana firman Allah azza wajalla, إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ “Sesungguhnya engkau akan meninggal dan merekapun akan meninggal.” QS Az-Zumar 30 Dan Allah Berrfirman وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ ۖ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ “Dan tidaklah Kami jadikan bagi seorang manusia sebelummu kekekalan, apakah seandainya engkau meninggal dunia maka mereka akan kekal?” QS Al-Anbiya’ 34 Dan ada diantara mereka yang mati terbunuh. Allah Berrfirman لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ “Sungguh Allah telah mendengar ucapan orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah fakir dan kami adalah orang-orang kaya,” Sungguh Kami akan menulis apa yang mereka ucapkan dan pembunuhan mereka kepada para Nabi tanpa haq dan Kami akan katakan rasakanlah Azab yang membakar ini.” QS Al-Imran 181 Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 6 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 4 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 4 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-6 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 4”. Diantara cara beriman dengan para Rasul Allah adalah 🌟 Meyakini bahwa mereka ma’shum, yaitu terjaga dari dosa besar seperti zina, mencuri, menipu, sihir, membuat berhala, dll. 🌟 Dan ini adalah kesepakatan umat, adapun orang Yahudi dan Nashrani maka mereka menganggap para Nabi dan Rasul melakukan dosa besar, seperti keyakinan bahwa Nabi Harun dialah yang membuat berhala, Dan keyakinan bahwa Nabi Ibrahim mengorbankan Istrinya Sarah kepada Firaun, Dan seperti keyakinan bahwa Nabi Luth alaihissalam mabuk, dll. 🌟 Adapun dosa kecil maka menurut sebagian besar ulama terkadang seorang Nabi melakukan dosa kecil namun tidak sampai berhubungan dengan wahyu dan dengan cepat sekali mereka bertaubat kepada Allah azza wajalla. 🌟 Nabi Adam alaihissalam beliau dilarang untuk memakan buah tertentu di dalam surga, akan tetapi beliau melanggarnya kemudian beliau mengatakan رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ “Wahai Rabb kami, kami telah mendholimi diri kami sendiri dan seandainya Engkau tidak mengampuni dosa kami dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.” QS Al-A’raf 23 🌟 Nabi Nuh alaihissalam meminta kepada Allah supaya menyelamatkan anaknya yang kafir, maka Allah azza wajalla menegur beliau dan menasihati beliau kemudian beliau langsung meminta ampun kepada Allah seraya berkata, قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ “Beliau berkata, Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari meminta kepada-Mu sesuatu yang aku tidak memiliki ilmu tentangnya dan seandainya Engkau tidak mengampuni aku dan menyayangi aku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi’.” QS Hud 47 🌟 Nabi Musa alaihissalam pernah memukul orang Qibthi orang Mesir yang berakibat terbunuhnya orang tersebut. Ini adalah dosa kecil karena pukulan Nabi Musa alaihissalam sebenarnya tidak mematikan dan beliau shallahu’alaihi wa sallam juga tidak bermaksud untuk membunuh. Nabi Musa alaihissalam mengiringi kesalahan ini dengan Taubat kepada Allah. Allah berfirman قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ “Beliau berkata, Wahai Rabbku, sesungguhnya aku mendholimi diriku sendiri maka ampunilah aku.’, maka Allah pun mengampuni beliau. Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS Al-Qasas 16 🌟 Nabi Yunus alaihissalam pernah marah meninggalkan kaumnya karena mereka tidak menerima dakwah beliau dan setelah ditelan ikan yang besar, beliau pun segera meminta ampun kepada Allah. Allah berfirman وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ “Dan ingatlah kisah dzunnun yaitu Yunus ketika dia pergi dalam keadaan marah lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang dzalim.” QS Al-Anbiya’ 87 🌟 Nabi Muhammad ﷺ ketika sedang mendakwahi seorang pembesar Qurais datang kepada beliau Ibnu Ummi Maktum ingin bertanya tentang sesuatu, maka beliau bermuka masam dan berpaling, Allah pun menurunkan firman-Nya عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ “Dia Muhammad berwajah masam dan berpalingkarena seorang buta telah datang kepadanya. Dan tahukah engkau wahai Muhammad barangkali dia ingin menyucikan dirinya atau dia ingin mendapatkan pengajaran yang memberi manfaat kepadanya.” QS Abasa 1-4 🌟 Setelah itu Rasulullah ﷺ pun memuliakannya sebagaimana dikabarkan oleh Anas bin Malik radiyallahu anhu, diriwayatkan oleh Abu Ya’la di dalam Musnadnya. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 7 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 5 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 5 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-7 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 5”. Diantara cara beriman dengan para Rasul Allah adalah 🌟 Waspada dari ghuluw atau berlebihan terhadap para Rasul alaihimussalam, seperti menganggap beliau mengetahui yang ghaib atau mensifati beliau dengan sifat-sifat ketuhanan dan Allah azza wajalla telah melarang ahlul kitab dari sikap ghuluw dengan firman-Nya, يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۖ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ ۚ… “Wahai ahlul kitab janganlah kalian berlebih-lebihan di dalam agama kalian dan janganlah kalian berkata atas nama Allah kecuali kebenaran. Sesungguhnya Isa bin Maryam adalah Rasulullah dan kalimat-Nya yang dia lemparkan kepada Maryam dan dia adalah Ruh dari-Nya maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kalian katakan Tuhan itu tiga… ” QS An-Nisa’ 171 🌟 Dan Rasulullah ﷺ telah melarang kita untuk mengikuti langkah-langkah mereka. Beliau ﷺ bersabda, لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ. ”Janganlah kalian memujiku dengan berlebihan, sebagaimana orang-orang Nashrani berlebih-lebihan di dalam memuji Ibnu Maryam, sesungguhnya aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.” [Hadits Shahih riwayat Al Imam Al Bukhori] 🌟 Dan diantara bentuk ghuluw orang-orang Nashrani adalah mengatakan Isa anak Allah, orang Yahudi mengatakan Uzair adalah anak Allah. Allah berfirman وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ۖ ذَٰلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ ۖ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۚ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ “Telah berkata orang-orang Yahudi bahwa Uzair adalah anak Allah dan berkata orang-orang Nashrani bahwa Al Masih adalah anak Allah. Demikianlah ucapan-ucapan mereka dengan mulut-mulut mereka, mereka menyamai ucapan orang-orang yang kafir sebelum mereka, Allah melaknat mereka, lalu bagaimana mereka berpaling?” [QS At-Tawbah 30] 🌟 Padahal para Rasul alaihimussalam tidak memiliki sedikit pun sifat Rububiah dan Uluhiyah, yaitu sifat-sifat Ketuhanan. Mereka tidak mengetahui yang ghaib kecuali setelah diberi tahu oleh Allah azza wajalla. Allah berfirman عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ… “Dialah Allah yang mengetahui perkara yang ghaib maka tidaklah Dia menampakkan perkara yang ghaib kepada siapapun, kecuali orang yang Allah ridhai dari kalangan para Rasul.” [QS Al-Jinn 26-27] 🌟 Dan mereka juga tidak bisa memberikan manfaat dan mudhorot kecuali dengan kehendak Allah. Allah berfirman قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ “Katakanlah aku tidak memiliki untuk diriku sendiri manfaat dan mudhorot kecuali apabila Allah menghendaki dan seandainya aku mengetahui perkara yang ghaib niscaya aku akan memperbanyak kebaikan dan tentunya aku tidak akan ditimpa kejelekan. Tidaklah aku kecuali sebagai pemberi peringatan dan pemberi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.” [QS Al-A’raf 188] Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 8 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 6 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 6 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-8 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 6”. Diantara cara beriman dengan para Rasul alaihimussalam adalah 🌟 keyakinan bahwa Allah melebihkan sebagian Nabi dan Rasul di atas sebagian yang lain tanpa merendahkan dan melecehkan harga diri dan kedudukan yang lain. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ “Itu adalah para Rasul, Kami telah muliakan sebagian mereka di atas sebagian yang lain.” [QS Al-Baqarah 253] Dan Allah berfirman وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّينَ عَلَىٰ بَعْضٍ ۖ… “Dan sungguh Kami telah memuliakan sebagian Nabi di atas sebagian yang lain.” [QS Al-Isra’ 55] Adapun ayat yang berbunyi, … لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ… “Kami tidak membedakan diantara seorang pun dari Rasul-Rasul-Nya.” [QS Al-Baqarah 285] 🌟 Maka yang dimaksud dengan membeda-bedakan di sini adalah beriman dengan sebagian Rasul dan mengingkari sebagian yang lain, seperti orang yang beriman dengan Nabi Isa alaihissalam dan kufur dengan Nabi Muhammad ﷺ. 🌟 Dan sebaik-baik Nabi adalah Ulul Azmi orang-orang yang memiliki kesabaran yang kuat. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ… “Maka bersabarlah engkau sebagaimana Ulul Azmi diantara para Rasul telah bersabar.” [QS Al-Ahqaf 35] 🌟 Menurut sebagian ulama yang dimaksud dengan Ulul Azmi adalah 5 orang , mereka adalah ① Nabi Nuh ② Nabi Ibrahim ③ Nabi Musa ④ Nabi Isa ⑤ Nabi Muhammad [alaihimussalam] 🌟 Nama-nama mereka telah terkumpul di dalam dua ayat dari surat Al-Ahzab dan surat Asy-Syuuro. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۖ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا “Dan ketika Kami mengambil perjanjian dari para Nabi, darimu, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa Ibnu Maryam dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kuat.” [QS Al-Ahzab 7] Dan Allah mengatakan شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ ۖ… “Allah telah mensyari’atkan bagi kalian dari agama, apa yang Allah wasiatkan kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa.” [QS Asy-Syuuro 13] 🌟 Kelima Nabi inilah dan juga Nabi Adam yang tersebut di dalam hadits tentang Asyafa’atul Udzma yang kita sudah sebutkan di dalam Silsilah Beriman dengan Hari Akhir. 🌟 Dan sebaik-baik Ulul Azmi adalah dua orang Nabi, yang keduanya adalah khalilullah kekasih Allah. Beliau berdua adalah Nabi Ibrahim alaihissalam dan Nabi Muhammad ﷺ. Dalilnya adalah firman Allah وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا “Dan Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya.” [QS An-Nisa’ 125] Dan Rasulullah ﷺ bersabda, فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَدْ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا “Maka sesungguhnya Allah ta’ala telah menjadikan aku sebagai kekasih sebagaimana Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih.” [HR Muslim] 🌟 Dan sebaik-baik kekasih Allah adalah Nabi Muhammad ﷺ. Rasulullah ﷺ bersabda أنا سيد ولد آدم يوم القيامة “Aku adalah pemuka anak-anak Nabi Adam pada hari Kiamat.” [HR Muslim] Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 9 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 7 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 7 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-9 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 7”. Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah 🌟 Keyakinan yang kuat bahwa seluruh Nabi dan Rasul alaihimussalam telah bersepakat dalam berdakwah kepada tauhid dan mengingatkan umat mereka dari kesyirikan. Allah Berfirman وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ… “Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul supaya kalian hanya menyembah kepada Allah dan jauhilah thogut.” [QS An-Nahl 36] 🌟 Yang dimaksud dengan thogut adalah sesuatu yang disembah selain Allah. Di dalam ayat yang lain Allah mengatakan وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ “Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku, maka hendaklah kalian menyembah hanya kepadaku.” [QS Al-Anbiya’ 25] Dan Allah Mengatakan وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالْأَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ… “Dan ingatlah saudara kaum Ad ketika dia memberikan peringatan kepada kaumnya yang tinggal di bukit-bukit pasir dan telah berlalu para Rasul yang memberikan peringatan sebelum dia dan setelah dia supaya kalian tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah.” [Surat Al-Ahqaf 21] 🌟 Tiga ayat di atas menunjukkan bahwasanya setiap Rasul dan setiap Nabi inti dakwah mereka satu, yaitu tauhid. 🌟 Allah Subhānahu wa Ta’āla telah menceritakan di dalam Al-Qur’an beberapa kisah Nabi alaihimussalam dan dakwah mereka diantara kaumnya. 🌟 Allah Subhānahu wa Ta’āla menceritakan tentang Nabi Nuh alaihissalam لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ… “Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia berkata, Wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah, kalian tidak memiliki sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia.’” [QS Al-A’raf 59] 🌟 Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla menceritakan tentang Nabi Hud alaihissalam, Allah mengatakan وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ ”Dan kami telah mengutus kepada kaum Ad saudara mereka Hud alaihissalam, dia berkata, Wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah, tidak ada sesembahan yang berhak disembah oleh kalian kecuali Dia, mengapa kalian tidak bertakwa?’” [QS Al-A’raf 65] Dan Allah mengatakan وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ… “Dan Kami telah mengutus kepada kaum Tsamud, saudara mereka Sholeh dia berkata, Wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah, kalian tidak memiliki sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia.’” [QS Al-A’raf 73] 🌟 Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Syu’aib alaihissalam, وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ… “Dan Kami telah mengutus kepada Madyan saudara mereka Syu’aib, dia berkata Wahai kaumku sembahlah Allah, kalian tidak memiliki sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia.’” [QS Al-A’raf 85] 🌟 Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwasanya masing-masing dari para Nabi dan Rasul berdakwah kepada tauhid, ia merupakan inti dari ajaran mereka. 🌟 Adapun hukum-hukum seperti tata cara ibadah atau halal dan haram maka kadang-kadang terjadi perbedaan. Allah berfirman …لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ … “Masing-masing Kami telah jadikan syariat dan juga cara.” [QS Al-Ma’idah 48] Rasulullah ﷺ bersabda الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ مِنْ عَلَّاتٍ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ “Para Nabi adalah saudara sebapak, ibu-ibu mereka berbeda tetapi agama mereka satu.” [HR Al-Bukhori & Muslim] 🌟 Di dalam hadits ini para Nabi diumpamakan seperti saudara-saudara dari satu bapak berlainan ibu, maksudnya sama-sama berdakwah kepada tauhid meskipun dengan cara yang berbeda Berkata Al-Imam An-Nawawi rahimahullah فالمراد به أصل التوحيد و أصل الطاعة لله تعالى و إن اختلفت صفاتها “Maka yang dimaksud dengannya adalah pokok-pokok dari tauhid dan pokok ketaatan kepada Allah Ta’āla meskipun berbeda caranya.” Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 10 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 8 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 8 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-10 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 8”. Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah 🌟 Keyakinan yang mendalam bahwasanya Allah telah memberikan beberapa keistimewaan bagi para Nabi dan Rasul. Di antaranya 1⃣ WAHYU Allah berfirman إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ ۚ… “Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepadamu sebagaimana Kami wahyukan kepada Nuh dan Nabi-Nabi setelah dia.” [QS An-Nisa’ 163] ➡ Dan diantara keistimewaan para Nabi apabila meninggal dunia tidak diwarisi, dan keluarganya tidak berhak untuk mewarisi hartanya. Rasulullah ﷺ bersabda لَا نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ “Kami tidak diwarisi, apa yang kami tinggalkan adalah shodaqoh.” [HR Al Bukhori & Muslim] 🌟 Yang dimaksud dengan kami disini adalah seluruh para Nabi. 🌟 Oleh karena itu ketika Rasulullah ﷺ meninggal dan datang Fathimah kepada Abu Bakar As Siddiq untuk mengambil warisannya, maka Abu Bakar mengabarkan kepada Fathimah dengan hadits ini. ➡ Diantara kelebihan dan keistimewaan para Nabi, bahwa Nabi dikubur di tempat dia meninggal dunia. Rasulullah ﷺ bersabda, سنن الترمذي ١٠١٨ ما قبض الله نبيا إلا في الموضع الذي يحب أن يدفن فيه. “Tidaklah Allah mencabut nyawa seorang Nabi kecuali di tempat yang dia senang untuk dikuburkan di tempat tersebut.“ [Hadits Riwayat At Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al AlBani rahimahullah]. ➡ Diantara keistimewaan para Nabi bahwa tanah tidak akan memakan jasad para Nabi. Rasulullah ﷺ bersabda إن الله عز وجل حرم على الأرض أجساد الأنبياء ”Sesungguhnya Allah azza wajalla mengharamkan atas bumi supaya dia tidak memakan jasad-jasad para Nabi.” [HR Abu Dawud, An Nasai, dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al AlBani rahimahullah]. ➡ Diantara keistimewaan mereka bahwa mereka terjaga dari dosa besar atau ma’shum yaitu terjaga dari dosa besar seperti zina, mencuri, menipu, sihir, membuat berhala, terjaga dari dosa besar seperti zina, mencuri, menipu, sihir, membuat berhala, dll. dan telah berlalu pembahasan tentang hal ini pada halaqah yang ke enam. ➡ Dan diantara keistimewaan para Nabi bahwa para Nabi tidur matanya tetapi tidak tidur hatinya. Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata والنبي صلى الله عليه وسلم نائمة عيناه ولاينام قلبه وكذلك الأنبياء تنام أعينهم ولاتنام قلوبهم “Dan Nabi ﷺ tidur kedua matanya dan tidak tidur hatinya, dan demikianlah para Nabi tidur mata -mata mereka dan hati-hati mereka tidak tidur.” [HR Al Bukhori] ➡ Dan diantara keutamaan para Nabi bahwa para Nabi hidup di dalam kuburan mereka dalam keadaan shalat. Rasulullah ﷺ bersabda الانبياء احياء فى قبورهم يصلون “Para Nabi mereka dalam keadaan hidup di dalam kuburan-kuburan mereka dalam keadaan mereka melakukan shalat.” Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 11 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 9 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 9 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-11 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 9”. Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah 🌟 Wajib beriman kepada para Rasul secara terperinci maupun secara global. ✅ Iman yang terperinci maksudnya adalah beriman dengan nama-nama, kabar-kabar, kisah-kisah para Nabi yang datang di dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang shahihah. ✅ Adapun iman secara global maka yang dimaksud adalah beriman bahwa Allah memiliki Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul selain yang tersebut namanya di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Allah Berfirman وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗ “Dan sungguh Kami telah mengutus para Rasul sebelummu. Diantara mereka ada yang Kami kisahkan kepadamu dan diantara mereka ada yang tidak Kami kisahkan kepadamu.” [QS Ghafir 78] ✅ Barangsiapa yang mendustakan dan mengingkari kenabian salah seorang dari para Nabi yang telah disepakati kenabiannya, maka pada hakikatnya dia telah mengingkari seluruh Nabi. ✅ Yang demikian karena inti ajaran para Nabi alaihimussalam adalah sama. ✅Dan mendustakan sebagian mereka sama dengan mendustakan yang lain. Oleh karena itu Allah Berfirman كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ “Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul.” [QS Ash-Shu’ara 105] ✅ Mereka dianggap mendustakan para Rasul padahal tidak diutus kepada mereka kecuali Nabi Nuh, yang demikian karena mendustakan seorang Nabi sama dengan mendustakan semuanya. Dan Allah berfirman كَذَّبَتْ عَادٌ الْمُرْسَلِينَ “Kaum Ad mendustakan para Rasul.” [QS Ash-Shu’ara 123] Dan Allāh berfirman كَذَّبَتْ ثَمُودُ الْمُرْسَلِينَ “Kaum Tsamud mendustakan para Rasul.” [QS Ash-Shu’ara 141] Dan Allah berfirman كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ الْمُرْسَلِينَ “Kaum Luth telah mendustakan para Rasul.” [QS Ash-Shu’ara 160] ✅ Dan tidak datang kepada kaum Nabi Nuh, Ad, Tsamud, dan kaum Nabi Luth kecuali seorang Rasul saja. Namun ketika mereka kafir terhadap Rasul tersebut maka pada hakikatnya mereka telah kafir kepada semua Rasul. ✅ Orang Yahudi yang mengaku beriman dengan Nabi Musa alaihissalam dan orang-orang Nashrani yang mengaku beriman dengan Nabi Isa alaihissalam, kalau mereka kafir terhadap Nabi Muhammad ﷺ setelah mengetahui kedatangan beliau, maka mereka akan masuk ke dalam Neraka. Rasulullah ﷺ bersabda, وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِيٌّ، وَلَا نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah mendengar seorang pun dari umat ini baik Yahudi maupun Nashrani kemudian dia meninggal dunia dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali dia masuk ke dalam Neraka.” [HR Muslim] ✅ Adapun kalau kenabian seseorang masih diperselisihkan seperti Khadir, maka ada orang yang mengatakan beliau adalah Nabi dan ada yg mengatakan bahwasanya beliau adalah wali dan bukan Nabi. Dalam keadaan demikian maka orang yang mengatakan beliau adalah wali dan bukan Nabi tidak dikafirkan. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 12 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 10 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 10 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-12 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 10”. Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah 🌟 Keyakinan bahwa Allah telah menguatkan mereka dengan tanda-tanda kekuasaan-Nya sebagai pembenaran terhadap kenabian mereka. Tanda-tanda kekuasaan ini telah tersebar di kalangan kaum muslimin dengan nama mukjizat’. ✅ Al Mu’jizaat adalah jamak dari Al Mu’jizah, yang secara bahasa artinya adalah yang melemahkan orang lain sehingga tidak bisa mendatangkan yang semisalnya. ✅ Lafadz ini tidak ada di dalam Al-Qur’an dan Al Hadits, yang sering digunakan adalah Al Aayaat dan Al Bayyinat. ✅ Al Aayaat artinya adalah tanda-tanda kekuasaan. ✅ Al Bayyinat artinya adalah bukti-bukti yang jelas. Allah Berfirman وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ ۖ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ… “Dan sungguh Kami telah memberikan kepada Musa Al Kitab At Taurat dan Kami susulkan setelahnya para Rasul dan Kami berikan kepada Isa Ibnu Maryam, Al Bayyinat.” [QS Al-Baqarah 87] Berkata Ibn Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini ولهذا أعطاه الله من البينات، وهي المعجزات “Oleh karena itu Allah memberikan kepada beliau Nabi Isa Al Bayyinat dan maksudnya adalah Al Mu’jizat.” Dan Allah Berfirman … وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ… ”Dan seorang Rasul tidaklah mendatangkan sebuah ayat kecuali dengan izin Allah.” [QS Ar-Ra’d 38] Rasulullah ﷺ bersabda مَا مِنَ الأنْبِياءِ نَبيٌّ إلاّ أُعْطِيَ مِنَ الآياتِ مَا مِثْلُهُ أوْ مِنَ أوْ آمَنَ عَلَيْهِ البَشَرُ، وإنَّما كانَ الّذِي أُوتِيتُ وحْياً أوْحاهُ الله إليَّ فأرْجُو أنِّي أكْثَرُهُمْ تَابعا يَوْمَ القِيامَةِ “Tidaklah ada seorang Nabi kecuali diberi tanda-tanda kekuasaan, yang beriman dengannya manusia dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang diwahyukan kepadaku maka aku berharap bahwa aku yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat.” [HR Al Bukhari dan Muslim] ✅ Pengertian Ayat atau Mu’jizah adalah sesuatu di luar kebiasaan. Diiringi dengan tantangan dan pengakuan sebagai Nabi, tidak ada yang bisa melawannya, Allah saja lah yang menciptakannya, sebagai pembenaran dan penguatan bagi para Nabi-Nya. ✅ Yang dimaksud dengan “sesuatu”, mencakup ucapan dan perbuatan. Dan “di luar kebiasaan” maksudnya di luar sesuatu yang menjadi kebiasaan manusia. ✅ Diiringi dengan tantangan dan pengakuan sebagai Nabi, kalimat ini membedakan antara Ayat dengan Karomah. Tidak ada yang bisa melawannya. Kalimat ini membedakan antara Ayat dengan Sihir dan amalan syaitan. Allah saja lah yang menciptakannya, artinya ini bukan terjadi karena kehendak Nabi akan tetapi karena kehendak Allah azza wajalla, dan Dialah yang menciptakannya. Allah berfirman وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ… ”Dan tidaklah seorang Rasul bisa mendatangkan sebuah ayat kecuali dengan izin Allah.” [QS Ar-Ra’d 38] Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 13 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 11 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 11 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-13 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 11”. 🌟 Diantara hikmah Allah menjadikan ayat-ayat seorang Nabi atau mukjizat mereka adalah sesuatu yang sesuai dengan keadaan kaumnya dan lebih dahsyat supaya lebih menunjukkan kebenaran kenabian Nabi tersebut. 🗒 Diantara contohnya 1⃣. Kaum Nabi Sholeh kaum Tsamud ✅ Yang terkenal sebagai kaum yang kuat dan biasa memahat gunung untuk dijadikan rumah. Allah Berfirman وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ… “Dan ingatlah oleh kalian di waktu Allah menjadikan kalian pengganti-pengganti yang berkuasa sesudah kaum Ad dan memberikan tempat kepada kalian di bumi, kalian mendirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kalian memahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah.” [Surat Al-A’raf 74] ✅ Ketika Nabi Sholeh alaihissallam mendakwahi mereka, mereka meminta supaya beliau mendatangkan ayat/tanda kebenaran beliau. Akhirnya mereka meminta supaya keluar dari batu keras yang sudah mereka tentukan unta merah yang sedang hamil 10 bulan. ✅ Setelah Nabi Sholeh alaihissallam mengambil perjanjian dari mereka supaya beriman kalau permintaan dikabulkan, beliau pun berdoa kepada Allah, maka bergetarlah batu besar tersebut dan keluar darinya unta dengan sifat yang mereka inginkan. Tentunya hal ini lebih dahsyat daripada hanya memahat gunung untuk dijadikan rumah. 2⃣. Sihir ✅ Di zaman Nabi Musa alaihissallam sangat banyak dan tersebar. Dan mereka adalah kaum yang sangat mengagungkan sihir dan tukang sihir. ✅ Dan diantara sihir mereka adalah menipu mata manusia, seperti menyihir manusia sehingga mereka melihat tali dan tongkat seakan-akan dia adalah ular. Oleh karena itu diantara ayat yg Allah berikan kepada Nabi Musa adalah berubahnya tongkat menjadi ular secara hakikat dan bukan hanya tipuan mata. Dan tangan yang bersinar setelah dimasukkan ke dalam saku secara hakikat dan bukan hanya tipuan mata. Allah berfirman فَأَلْقَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ وَنَزَعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ “Lalu Musa melemparkan tongkatnya tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya dan dia mengeluarkan tangannya, tiba-tiba tangan itu menjadi putih bercahaya bagi orang-orang yang melihatnya.” [Surat Al-A’raf 107-108] ✅ Maka para tukang sihir akhirnya mengetahui bahwa Nabi Musa alaihissallam memang diutus oleh Allah dan mereka pun masuk Islam dan sangat kuat keIslamannya. 3⃣. Ilmu kedokteran ✅ Di zaman Nabi Isa alaihissallam sangat populer, oleh karena itu Allah Subhānahu wa Ta’āla menguatkan Nabi Isa dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan penyakit dan penyembuhannya, yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang dokter atau seahli apapun dia. ✅ Allah berikan beliau alaihissallam kemampuan menyembuhkan orang yang buta dari lahir, menyembuhkan orang yang berpenyakit kusta, bahkan menghidupkan orang yang sudah mati. Allah berfirman … وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنْفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِي ۖ وَتُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ بِإِذْنِي ۖ وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ بِإِذْنِي ۖ… “Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seijin-Ku kemudian engkau meniupnya lalu menjadi seekor burung yang sebenarnya dengan seijin-Ku dan ingatlah ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seijin-Ku dan ingatlah ketika engkau mengeluarkan orang mati dari kubur menjadi hidup dengan seijin-Ku.” [Surat Al-Ma’idah 110] Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 14 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 12 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 12 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-14 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 12”. 🌟 Diantara hikmah Allah menjadikan ayat-ayat seorang Nabi atau mukjizat mereka adalah sesuatu yang sesuai dengan keadaan kaumnya dan lebih dahsyat supaya lebih menunjukkan kebenaran kenabian Nabi tersebut. 🗒 Diantara contohnya 4⃣. Bahwa Allah menjadikan ayat-ayat seorang Nabi sesuatu yang sesuai dengan keadaan kaumnya adalah mukjizat Nabi Muhammad ﷺ yang berupa Al-Qur’an. ✅ Di zaman beliau ﷺ bahasa Arab mencapai zaman keemasan. Penyair-penyair bertebaran, berlomba menyombongkan kefasihannya dan kedalamannya di dalam berbahasa. ✅ Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla dengan hikmah-Nya menjadikan ayat yang paling besar bagi Nabi Muhammad ﷺ adalah sebuah kitab yang diturunkan, yang tidak mampu seseorang pun menandinginya. Seandainya berkumpul seluruh manusia dan jin untuk mendatangkan yang semisal dengan Al-Qur’an niscaya mereka tidak mampu. ✅ Jangankan satu Al-Quran, 10 surat pun mereka tidak mampu. Dan jangankan 10 surat, satu surat pun mereka tidak akan mampu. Allah Berfirman قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا “Katakanlah seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang semisal dengan Al-Qur’an niscaya mereka tidak akan bisa mendatangkan yang semisalnya meskipun sebagian mereka membantu sebagian yang lain.” [QS Al-Isra’ 88] Dan Allah Berfirman أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ فَإِلَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ “Ataukah mereka berkata Muhammad telah mengada-ada? Katakanlah hendaklah kalian datangkan 10 surat yang dibuat-buat yang semisal dengan Al-Qur’an dan panggillah semampu kalian orang-orang selain Allah kalau kalian adalah orang-orang yang benar. Kalau mereka tidak mampu memenuhi tantanganmu maka ketahuilah bahwa Al-Qur’an diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia, apakah kalian menyerahkan diri?” [QS Hud 13-14] Dan Allah Berfirman وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ ”Dan seandainya kalian ragu terhadap apa yang kami turunkan kepada hamba Kami maka datangkanlah satu surat dan panggillah oleh kalian saksi-saksi kalian selain Allah kalau kalian adalah orang-orang yang benar. Seandainya kalian tidak bisa melakukannya dan kalian pasti tidak akan bisa melakukannya, maka takutlah dengan neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” [Surat Al-Baqarah 23-24] ✅ Mereka orang-orang kafir meragukan Al-Qur’an dan mengatakan bahwasanya Al-Qur’an bukan dari Allah tetapi dari Muhammad dan dialah yang membuatnya. Maka Allah menantang mereka, kalau memang itu buatan manusia seharusnya mereka juga bisa membuatnya, apalagi mereka adalah orang-orang Arab yang fasih dan ahli di dalam bahasa Arab. Namun ternyata tidak ada diantara mereka yang bisa membuat yang semisal dengan Al-Qur’an dan ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah dan bukan kalam Muhammad ﷺ. ✅ Apalagi mereka mengetahui bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah seorang yang tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis dan beliau bukan tukang syair. ✅ Ini semua menunjukan bahwa Al-Qur’an adalah ayat atau mukjizat yang menunjukkan kebenaran nabi Muhammad ﷺ dan kebenaran apa yang beliau bawa dan seharusnya ini semua menjadikan mereka beriman dan mengikuti beliau ﷺ Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 15 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 13 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 13 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-15 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 13”. 🌟 Ayat-ayat yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad ﷺ sangat banyak, hal ini menunjukkan keutamaan beliau di sisi Allah dan menunjukkan betapa pentingnya risalah yang beliau bawa, karena risalah beliau adalah risalah yang terakhir dan tidak ada lagi risalah setelah risalah beliau ﷺ. Dan diantara ayat-ayat atau mukjizat-mukjizat tersebut 1⃣. Al Isra’ & Al Mi’raj ✅ Al Isra’ dijalankannya Nabi Muhammad ﷺ di waktu malam dari Al Masjidil Haram yang ada di Makkah ke Al Masjidil Aqsa yang ada di Palestina. Allah Berfirman سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ “Maha Suci Dzat yang telah menjalankan hamba-Nya di malam hari dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang Kami berkahi sekitarnya untuk Kami tunjukkan kepadanya sebagian dari ayat-ayat Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” [QS Al-Isra’ 1] ✅ Adapun Al Mi’raj diangkatnya Nabi Muhammad ﷺ ke langit kemudian ke sidrotul muntaha. Nabi Muhammad ﷺ bersabda فَعَرَجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا “Maka Allah mengangkatku ke langit dunia.” [HR. Al Bukhari dan Muslim] Dua perjalanan yang jauh yang dilakukan dalam waktu yang sangat singkat menunjukkan kekuasaan Allah dan bahwasanya Muhammad ﷺ adalah Nabi utusan Allah. 2⃣. Terbelahnya bulan Allah Berfirman اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ “Telah dekat kiamat dan bulan telah terbelah dan apabila mereka melihat satu ayat mereka berpaling dan mengatakan ini adalah sihir yang terus menerus.” [QS Al-Qamar 1-2] Berkata Anas bin Malik radhiyallahu anhu أن أهل مكة سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم انير يهم آيَةً فعرهم إنْشَقَّ الْقَمَر “Sesungguhnya penduduk Makkah telah meminta Rasulullah ﷺ untuk menunjukkan satu tanda kekuasaan, maka beliau ﷺ memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan.” [HR. Al Bukhari dan Muslim ] 3⃣. Batu yang mengucapkan salam kepada beliau Rasulullah ﷺ bersabda إِنِّي لَأَعْرِفُ حَجَرًا بِمَكَّةَ كَانَ يُسَلِّمُ عَلَيَّ قَبْلَ أَنْ أُبْعَثَ إِنِّي لَأَعْرِفُهُ الْآنَ “Sungguh aku mengetahui sebuah batu di Makkah dahulu mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus menjadi Nabi, sungguh aku mengetahuinya sekarang.” [HR Muslim] 4⃣. Kabar beliau tentang mati syahidnya Umar Ibnu Khatab dan Utsman Ibnu Affan radhiyallahu anhuma. Berkata Anas bin Malik radhiyallahu anhu صَعِدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أُحُدٍ وَمَعَهُ أَبُو بَكْرٍ , وَعُمَرُ , وَعُثْمَانُ فَرَجَفَ بِهِمْ , فَضَرَبَهُ بِرِجْلِهِ ، قَالَ ” اثْبُتْ أُحُدُ فَمَا عَلَيْكَ إِلَّا نَبِيٌّ أَوْ صِدِّيقٌ أَوْ شَهِيدَانِ “Nabi ﷺ naik ke atas Gunung Uhud dan bersama beliau Abu Bakar, Umar, dan Utsman maka bergetarlah gunung Uhud. Nabi ﷺ kemudian menendang gunung Uhud dengan kaki beliau seraya berkata, Tenanglah wahai Uhud, tidak ada di atasmu kecuali seorang Nabi, seorang Sidiq, dan dua orang syahid.” [HR Al Bukhari] Benarlah apa yang dikatakan oleh Rasulullah ﷺ, karena Umar dan Utsman dibunuh dan meninggal dalam keadaan syahid. 5⃣. Menangisnya batang pohon kurma Berkata Jabir Ibnu Abdillah radhiyallahu anhumaa المسجد مسقوفا على جذوع من نخل فكان النبي صلى الله عليه وسلم اذا خطب يقوم الى جذع منها فلما صنع له المنبر وكان عليه فسمعنا لذلك الجذع صوتا كصوت العشار حتى جاء النبى صلى الله عليه وسلم فوضع يده عليها فسكنت. “Dahulu masjid Nabawi bertiangkan batang pohon kurma, maka dahulu Nabi ﷺ apabila khutbah beliau berdiri di dekat salah satu batang tersebut. Ketika dibuatkan mimbar, kemudian beliau berkhutbah di atasnya, maka kami mendengar suara batang kurma tersebut seperti suara unta yang sedang hamil sepuluh bulan sampai datang Nabi ﷺ, kemudian beliau meletakkan tangannya pada batang tersebut maka diamlah batang tersebut.” [ Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 16 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 14 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 14 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-16 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 14”. Diantara perkara akidah yang berkaitan dengan Al Muzizah adalah beriman dengan Al Karaamah. 🌟 Al Karaamah secara bahasa adalah pemberian. 🌟 Al Karaamah secara syariat adalah sebuah perkara di luar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali Allah. ➡ Sebuah perkara di luar kebiasaan maksudnya Karaamah bukan pemberian atau kenikmatan biasa. ➡ Yang dimaksud dengan kebiasaan adalah kebiasaan manusia di zaman tersebut. 🌟 Yang terjadi pada seorang wali Allah, berarti Karaamah tidak terjadi pada seorang Nabi dan tidak pula pada seorang wali syaithan. ➡ Yang dimaksud dengan wali Allah adalah setiap orang yang beriman dan bertakwa. Sebagaimana firman Allah أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ “Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada takut atas mereka dan mereka tidak bersedih. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa.” [QS Yunus 62-63] ➡ Iman dan takwa tidak akan terwujud kecuali dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. ➡ Dan perintah yang paling besar adalah tauhid kepada Allah dan larangan yang paling besar adalah syirik kepada Allah. ➡ Apabila seseorang menyekutukan Allah atau mengajak manusia menyekutukan Allah maka dia bukan wali Allah. ➡ Apabila seseorang mengajak kepada bid’ah maka dia bukan wali Allah. ➡ Apabila seseorang meninggalkan shalat 5 waktu maka dia bukan wali Allah. ➡ Seorang wali Allah diukur dari keimanan dan ketakwaan bukan hanya sekedar dari kesaktian atau dari kemampuan yang luar biasa. ➡ Seandainya dia beriman dan bertakwa maka dia adalah wali Allah meskipun tidak memiliki kesaktian yang luar biasa. ➡ Namun sebaliknya, orang yang memiliki kesaktian tetapi tidak bertakwa dan beriman maka dia bukan wali Allah. ➡ Seorang wali Allah bukan berarti dia tidak pernah berdosa. Dia berdosa sebagaimana manusia yang lain, namun dia bukan orang yang terus menerus melakukan dosa dan apabila dia berdosa maka dia bersegera di dalam bertaubat kepada Allah. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 17 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 15 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 15 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-17 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 15”. Meyakini adanya Al Karaamah adalah termasuk pokok akidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Berkata Syaikhul Islam rahimahullah di dalam kitab beliau Al Aqidah Al Wasithiyah, ومن أصول أهـل السنة التصديق بكرامات الأولياء وما يُجري الله على أيديهم من خوارق العادات ”Termasuk pokok-pokok Ahlus Sunnah adalah membenarkan Al Karaamah para wali dan perkara-perkara di luar kebiasaan yang Allah jalankan pada diri mereka.” Keyakinan tentang adanya Al Karaamah berdasarkan dalil-dalil dari Al Quran, As Sunnah, dan juga Ijma’. Adapun dari Al Qur’an 1⃣ Kisah Maryam dengan Nabi Zakariya alaihimassallam Dimana Nabi Zakariya alaihissalam adalah orang yang menanggung makanan bagi Maryam, yang telah mengkhususkan dirinya untuk beribadah kepada Allah, namun sesuatu yang luar biasa setiap kali Zakariya memasuki mihrab Maryam, dia mendapatkan makanan. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ “Setiap kali Zakariya memasuki mihrab Maryam beliau mendapatkan di sisi Maryam rezeki, Zakariya berkata, Wahai Maryam dari mana engkau mendapatkan makanan ini?’ Maryam menjawab, Ini adalah dari sisi Allah, sesungguhnya Allah memberikan rizki kepada siapa yang dikehendaki tanpa perhitungan.” [QS Ali Imran 37] Ibnu Katsir menyebutkan di dalam tafsirnya, bahwa Nabi Zakariya alaihissallam menemukan di dalam mihrab Maryam buah-buahan musim dingin ketika musim panas dan buah-buahan musim panas ketika musim dingin. 2⃣ Kisah Ashabul Kahfi yang Allah sebutkan di awal-awal surat Al-Kahfi ketika mereka tidur dalam waktu yang lama tanpa memakan makanan dan tidak rusak badan mereka. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا ”Dan mereka tinggal di gua mereka selama 300 tahun dan tambah 9 tahun.” [QS Al-Kahfi 25] Ada yang mengatakan 300 tahun bila dihitung dengan tahun syamsiyah dan 309 tahun apabila dihitung dengan tahun qomariyah. 3⃣ Istri Fir’aun yang bernama Asiyah, dimana Allah memperlihatkan rumah Asiyah di dalam surga ketika sedang diadzab oleh Fir’aun. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ “Dan Allah telah membuat pemisalan bagi orang-orang yang beriman dengan istri Fir’aun ketika dia berkata Wahai Rabb-ku bangunkanlah untukku di sisi-Mu rumah di dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan amalannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim.’” [QS At-Tahrim 11] Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 18 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 16 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 16 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-18 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 16”. Keyakinan tentang adanya Al Karaamah berdasarkan dalil-dalil dari Al Quran, As Sunnah, dan juga Ijma’. Adapun dari Dalil Diantara dalil dari As-Sunnah atas adanya Al Karomah 1⃣. Kisah Abu bakr Ash Shidiq radhiyallahu anhu ketika memberi makan sebagian ahlushshuffah yang datang kepada beliau. Setiap kali mereka mengambil satu suapan maka makanannya justru bertambah banyak. [diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dan Al Imam Muslim]. 2⃣. Kisah dua orang shahabat Nabi ﷺ, yaitu Usaid bin Hudhair dan Abbad bin Bisyr semoga Allah meridhoi keduanya. Ketika keduanya keluar dari sisi Nabi ﷺ, di suatu malam yang gelap gulita dan di depan mereka ada cahaya, kemudian ketika mereka berpisah terbagilah cahaya tersebut menjadi dua. [diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari]. 3⃣. Kisah Juraij seorang laki-laki yang shaleh dari kalangan Bani Israel yang dituduh berzina dengan seorang wanita, ia mengaku hamil karena Juraij. Kemudian ketika wanita tersebut melahirkan maka Juraij mengusap kepala bayi tersebut, sehingga bayi tersebut bisa menyebutkan siapa sebenarnya bapaknya. [diiriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dan Al Imam Muslim] Kemudian di sana ada beberapa keterangan yang berkaitan dengan Al Karomah 1⃣. Al Karaamah yang paling agung bagi seorang hamba adalah istiqomahnya dia di atas jalan yang lurus. 2⃣. Al Karaamah bagi para wali Allah adalah ayat atau mukjizat bagi para Nabi, karena wali Allah tidak mendapatkannya kecuali karena keimanan dia kepala rasul tersebut. 3⃣. Al Karaamah akan tetap ada sampai akhir zaman. 4⃣. Al Karaamah tidak dijadikan ukuran seseorang lebih afdhol daripada orang yang tidak mendapatkan Al Karaamah. Yang demikian karena Al Karaamah terjadi diantaranya untuk menguatkan keimanan orang tersebut. Oleh karena itu Al Karaamah di zaman shahabat radhiyallahu anhum lebih sedikit daripada Al Karaamah di zaman tabi’in, karena iman dan keyakinan para shahabat lebih kuat dari pada keimanan dan juga keyakinan para tabi’in. 5⃣. Jangan sampai seseorang terjerumus ke dalam pengingkaran terhadap Al Karaamah seperti orang-orang Falasifah & juga Mu’tazilah. Dan jangan sampai seseorang berlebih-lebihan di dalam masalah Al Karaamah seperti orang-orang yang menjadikan Al Karaamah sebagai ukuran kewalian. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 19 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 17 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 17 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-19 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 17”. 🌟 Setelah kita mengetahui tentang Al Karaamah yang Allah berikan kepada wali-Nya, maka hendaklah kita mengenal tentang Al Ahwal Asy-Syaithaniyyah keadaan-keadaan syaithan. 🌟 Al Ahwal Asy-Syaithaniyyah atau keadaan-keadaan syaithan adalah perkara-perkara yang di luar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali syaithan sebagai istidraj. 🌟 Wali syaithan adalah para pengikut syaithan dan penolong syaithan. Yang dimaksud dengan istidraaj adalah dibiarkan supaya bertambah kekufurannya kemudian diazab. Dan diantara dalil yang menunjukkan adanya wali-wali syaithan adalah firman Allah وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ “Dan orang-orang yang kafir, maka wali-walinya adalah thoghut yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan. Mereka adalah penduduk neraka, mereka kekal di dalamnya”. [QS Al-Baqarah 257] Dan Allah berfirman, … وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ ۖ… “Dan sesungguhnya syaithan-syaithan mewahyukan kepada wali-walinya untuk menjebak kalian.” [QS Al-An’am 121] Dan diantara contoh Al Ahwal Asy-Syaithaniyyah, apa yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di dalam kitab beliau, الفرقان بين أولياء الرحمن وأولياء الشيطان Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan di dalam kitab ini diantara contoh Al Ahwal Asy-Syaithaniyyah 1⃣ Apa yang terjadi pada Musaiylamah Al Kadzab ketika dia mengaku sebagai seorang Nabi, dia mengabarkan beberapa perkara yang ghaib dengan wahyu dari syaithan. 2⃣ Apa yang terjadi pada Al Aswad Al Ansy yang mengaku sebagai Nabi mengabarkan tentang beberapa perkara yang ghaib dengan wahyu dari syaithan, sehingga tentara kaum muslimin takut syaithan akan mengabarkan kepadanya tentang mereka, sampai tentara kaum muslimin takut apabila syaithan akan mengabarkan kepada Aswad Al Amsi tentang mereka. 3⃣ Kisah Al Harits Ad Dimasyqy yang mengaku sebagai Nabi di zaman Abdul Malik bin Marwan. Setiap kali ditangkap dan dipenjara datang syaithan dan melepaskan ikatan di kakinya dan melindungi dia dari senjata. Manusia saat itu melihat rombongannya berjalan di udara. Ketika dia tertangkap ada orang yang menikamnya dengan tombak namun tidak mempan. Maka berkata Abdul Malik, “Engkau tidak menyebut nama Allah.” Kemudian ketika dia menyebut nama Allah dan menikamnya, mempanlah tombaknya dan meninggallah Al Harits. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 20 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 18 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 18 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-20 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 18”. Di sana ada perbedaan antara Al Mu’jizat dengan Al Karaamah 1⃣ Al Mu’jizat disertai dengan pengakuan sebagai seorang Nabi sedangkan Al Karaamah tidak disertai pengakuan sebagai seorang Nabi tetapi terjadi Al Karaamah dengan sebab dia mengikuti dan beriman dengan Nabi dan istiqomah di atasnya. 2⃣ Al Mu’jizat terjadi pada seorang Nabi dan Nabi adalah manusia, laki-laki yang merdeka. Sedangkan Al Karaamah bisa terjadi pada seorang jin atau manusia, hamba sahaya, atau orang yang merdeka, seorang laki-laki ataupun perempuan, kalau mereka adalah orang-orang yang sholeh seperti yang terjadi pada Maryam dan juga Safinah maula Rasulullah ﷺ. 3⃣ Al Mu’jizat adalah sesuatu yang luar biasa di semua tempat dan masa, sedangkan Al Karaamah adalah sesuatu yang luar biasa menurut tempat dan masa tertentu saja. Oleh karena itu apa yang terjadi pada Maryam alaihassalam berupa ditemukannya makanan musim panas di musim dingin dan sebaliknya adalah sesuatu yang biasa di zaman sekarang. 4⃣ Di dalam Al Mu’jizat seorang Nabi diperintahkan untuk menampakkannya sedangkan Al Karaamah maka seorang wali diperintahkan untuk menyembunyikannya. 5⃣ Manfaat Al Mu’jizat adalah untuk umum sedangkan manfaat Al Karaamah biasanya untuk khusus orang tersebut. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 21 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 19 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 19 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-21 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 19”. 🌟 Diantara hal yang perlu diketahui oleh seorang muslim adalah perbedaan antara Al Karaamah dan Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah, karena sering terjadi seseorang menganggap Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah sebagai Al Karaamah, menganggap seorang wali syaitan sebagai wali Allah. 🌟 Berikut adalah perbedaan antara Al Karaamah dan Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah, semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memberikan taufik kepada kita semua dan menerangi diri kita dengan ilmu agama. Diantara perbedaan antara Al Karaamah dan Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah 1⃣ Dengan melihat perjalanan hidup orang tersebut. Kalau dia adalah seorang mukmin yang bertakwa maka ini adalah Al Karaamah dan kalau sebaliknya, dia bukan seorang yang mukmin dan bukan orang yang bertakwa maka itu adalah Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah. Berkata syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, وشرط كونها كرامةً أن يكون من جرت على يده هذه الكرامةُ مستقيمًا على الإيمان ومتابعة الشريعة فإن كان خلاف ذلك فالجاري على يده من الخوارق يكون من الأحوال الشيطانية “Dan sesuatu yang luar biasa menjadi Karaamah disyaratkan orang yang mendapatkan Karaamahtersebut adalah orang yang istiqomah di atas iman dan mengikuti syariat. Adapun apabila sebaliknya maka sesuatu yang luar biasa yang terjadi pada dirinya adalah termasuk Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah. 2⃣ Al Karaamah adalah anugerah dari Allah, tidak bisa dipelajari dan diusahakan. Sedangkan Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah adalah bantuan dari syaithan, bisa dipelajari dan diusahakan yaitu dengan berbuat sesuatu yang membuat ridha syaithan, seperti berbuat kufur kepada Allah, meninggalkan shalat dan kewajiban-kewajiban yang lain, menghalalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dll. Oleh karena itu Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah memiliki sekolah-sekolah, perguruan-perguruan untuk mempelajari perkara-perkara yang luar biasa tersebut dan di sana ada buku-buku yang dijual bebas yang mengajarkan Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah yang dikenal dengan Al Mujarrobat. 3⃣ Al Karaamah tidak bisa dilawan sedangkan Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah bisa dilawan dengan membaca dzikir dan doa yang datang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Berkata Syaikhul Islam rahimahullah, وهكذا أهل الأحوال الشيطانية تنصرف عنهم شياطينهم إذا ذكر عندهم ما يطردها مثل آية الكرسي “Dan demikianlah orang-orang yang memiliki Ahwal Asy-Syaithoniyyah, syaithan-syaithan mereka akan meninggalkan mereka apabila disebutkan di samping mereka apa yang mengusir syaithan-syaithan tersebut, seperti ayat Kursi. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 22 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 20 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 20 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-22 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 20”. Diantara perbedaan antara Al Karaamah dan Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah 4⃣ Al Karaamah menambah keimanan, ketakwaan, dan kerendahan hati pada pemiliknya, sedangkan Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah menambah kekufuran dan kejauhan dari Allah azza wa jalla. Di dalam kitab Hilyatul Auliya, Abu Nu’aim rahimahullah membawakan dengan sanadnya kisah Abu Muslim Al Khaulani seorang yang shaleh dengan Al Aswad Al Ansy orang yang mengaku menjadi Nabi. Berkata Syarohbil Al Khaulani ketika Al Aswad bin Qois bin dil Himar Al Ansy di Yaman muncul dipanggillah Abu Muslim, maka Al Ansy berkata “Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah?” Berkata Abu Muslim, “Iya.” Kembali Al Ansy bertanya, “Apakah engkau bersaksi bahwa aku adalah Rasulullah?” Berkata Abu Muslim, “Aku tidak mendengar.” Maka dinyalakanlah api yang besar kemudian dilemparkan Abu Muslim ke dalam api tersebut, tetapi beliau tidak termudhoroti. Maka penduduk kerajaan Al Aswad Al Ansy berkata kepadanya, “Apabila engkau biarkan Abu Muslim berada di negerimu maka dia akan merusak urusanmu, usirlah dia.” Maka Abu Muslim pun datang ke kota Madinah dan saat itu Rasulullah ﷺ sudah wafat dan digantikan Abu Bakr. Kemudian Abu Muslim menambatkan untanya di pintu masjid Nabawi kemudian shalat menuju salah satu tiang diantara tiang-tiang masjid. Maka Umar bin Khatthab melihatnya dan mendatanginya dan berkata, “Darimana asalmu?” Abu Muslim mengatakan, ”Dari Yaman.” Berkata Umar, “Apa yang dilakukan musuh-musuh Allah terhadap saudara kita yang dibakar dan tidak mempan?” Abu Muslim berkata, “Itu adalah Abdullah Ibnu Tsaub” Berkata Umar, “Aku meminta dengan Nama Allah apakah dia adalah dirimu?” Berkata Abu Muslim, “Iya.” Berkata Syarahbil, maka Umar mencium antara kedua mata Abu Muslim kemudian membawanya dan mendudukannya antara Abu Bakr dan Umar. Berkata Umar Ibnu Khatthab, ”Segala puji bagi Allah yang belum mematikanku dari dunia sehingga memperlihatkan kepada diriku diantara umat Muhammad orang yang dibakar seperti dibakarnya Nabi Ibrahim kekasih Allah.” Lihatlah bagaimana ucapan Abu Muslim ketika ditanya oleh Umar Ibnu Khatthab beliau berusaha untuk menutupi identitas beliau dan mengatakan “Itu adalah Abdullah bin Tsaub” seakan-akan orang tersebut bukan dirinya. 5⃣ Al Karaamah digunakan untuk suatu kebaikan atau perkara yang diperbolehkan sedangkan Al Ahwal Asy-Syaithoniyyah digunakan untuk perkara yang diharamkan seperti menyakiti orang lain atau menyombongkan diri, dll. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 23 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 21 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 21 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-23 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 21”. Setelah kita memahami tentang mukjizat, Al Karaamah, dan Al Ahwal Assyaithoniyyah dan hal-hal yang berkaitan dengannya, maka kita lanjutkan poin-poin tentang tata cara beriman dengan para rasul. Diantara tata cara beriman dengan para rasul alaihimussalam adalah beriman dengan nama-nama para Nabi dan Rasul yang telah Allah sebutkan namanya di dalam Al-Qur’an. Mereka berjumlah 25 orang, 18 orang diantaranya disebutkan dalam beberapa ayat yang berturut-turut di dalam surat Al An’am dan 7 orang yang lain terpisah-berpisah di dalam surat-surat yang lain. 18 Nama yang ada di dalam surat Al An’am adalah 0⃣1⃣ Ibrahim 0⃣2⃣ Ishaq 0⃣3⃣ Ya’qub 0⃣4⃣ Nuh 0⃣5⃣ Dawud 0⃣6⃣ Sulaiman 0⃣7⃣ Ayyub 0⃣8⃣ Yusuf 0⃣9⃣ Musa 1⃣0⃣ Harun 1⃣1⃣ Zakariya 1⃣2⃣ Yahya 1⃣3⃣ Isa 1⃣4⃣ Ilyas 1⃣5⃣ Ismail 1⃣6⃣ Al Yasa’ 1⃣7⃣ Yunus 1⃣8⃣ Luth Alaihimussalam [lihat Surat Al An’am 83-86] Adapun 7 orang yang lain, mereka adalah 0⃣1⃣ Nabi Adam 25X disebutkan nama Nabi Adam di dalam Al-Qur’an, yang pertama ada di dalam surat Al-Baqarah ayat 31. 0⃣2⃣ Nabi Idris Disebutkan 2X oleh Allah di dalam Al-Qur’an di dalam surat Maryam ayat 56 dan Al Anbiya ayat 85. 0⃣3⃣ Nabi Dzulkifli 2X disebutkan di dalam surat Al Anbiya 85 dan surat Shod ayat 48. 0⃣4⃣ Nabi Hud 7X disebutkan, yang pertama dalam surat Al Al A’raf ayat 65 0⃣5⃣ Nabi Sholeh 9X disebutkan yang pertama dalam surat Al A’raf ayat 73. 0⃣6⃣ Nabi Syuaib 10X disebutkan, yg pertama di dalam surat Al A’raf ayat 85. 0⃣7⃣ Nabi Muhammad ﷺ 4X disebutkan, yang pertama di dalam surat Ali Imran ayat 144. Diantara beriman dengan para Rasul adalah 1. Meyakini adanya kekhususan-kekhususan bagi Nabi Muhammad ﷺ dibandingkan dengan nabi-nabi yang lain, diantaranya 1. Beliau diutus untuk segenap manusia dan Jin. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا “Katakanlah wahai Muhammad, Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasulullah untuk kalian semuanya.’” [QS Al-A’raf 158] Dan Nabi ﷺ bersabda, وكان النبي يبعث إلى قومه خاصة وبعثت إلى الناس كافة “Dan dahulu para Nabi diutus kepada kaumnya secara khusus dan diutus aku untuk manusia semuanya.” [HR Bukhori] Beliau ﷺ juga diutus kepada jin sebagaimana dalam kisah yang Allah sebutkan di dalam surat Al Jin. 2. Allah telah menjadikan beliau sebagai Nabi yang terakhir. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman, مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ… “Bukanlah Muhammad bapak salah seorang diantara laki-laki kalian akan tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para Nabi.” [QS Al-Ahzab 40] Rasulullah ﷺ bersabda, ▪️ كانتْ بنو إسرائيلَ تسوسُهمُ الأنبياءُ ، كلَّما هلَكَ نبيٌّ خلَفَهُ نَبِيٌّ ، وإِنَّه لا نَبِي بعدِي ،… “Dahulu Bani Israel dipimpin oleh para Nabi, setiap kali meninggal seorang Nabi digantikan Nabi yang lain dan sesungguhnya tidak ada Nabi setelahku.” [HR Al Bukhori dan Muslim] Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 24 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 22 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 22 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 22”. 🌟 Diantara cara beriman kepada para Rasul alaihimussalam adalah mengetahui beberapa persamaan antara Nabi dan Rasul. Mereka semua adalah manusia, laki-laki, dan merdeka. 🌟 Mereka manusia, maksudnya adalah bukan dari kalangan jin dan bukan dari kalangan malaikat. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman وَمَا مَنَعَ النَّاسَ أَنْ يُؤْمِنُوا إِذْ جَاءَهُمُ الْهُدَىٰ إِلَّا أَنْ قَالُوا أَبَعَثَ اللَّهُ بَشَرًا رَسُولًا ”Dan tidaklah menghalangi manusia untuk beriman ketika datang kepada mereka petunjuk kecuali ucapan mereka, apakah Allah mengutus seorang manusia sebagai seorang Rasul.” [QS Al-Isra’ 94] Dan Allah mengatakan وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ… ”Dan Kami telah memberikan Ishaq dan juga Yakub kepada Ibrahim dan kami jadikan kenabian dan kitab di dalam keturunannya.“ [QS Al-Ankabut 27] 🌟 Di dalam ayat ini Allah Subhānahu wa Ta’āla mengabarkan bahwasanya kenabian ada pada keturunan Nabi Ibrahim alaihissalam dan keturunan Nabi Ibrahim alaihissalam adalah dari kalangan manusia bukan dari jin dan bukan dari malaikat. 🌟 Dan mereka yaitu para Nabi dan Rasul adalah dari kalangan laki-laki dan bukan dari kalangan wanita. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ مِنْ أَهْلِ الْقُرَىٰ ۗ… ”Dan tidaklah kami mengutus sebelummu para Rasul kecuali mereka adalah laki-laki yang Kami wahyukan kepada mereka diantara penduduk negeri.“ [QS Yusuf 109] 🌟 Dan mereka adalah orang-orang yang merdeka dan bukan budak karena perbudakan adalah sifat yang tidak sesuai dengan kedudukan Nabi dan waktu seorang budak adalah sepenuhnya bagi tuannya, maka kapan dia berdakwah dan menghadapi lawan-lawannya. 🌟 Adapun yang terjadi pada Nabi Yusuf alaihissalam ketika beliau menjadi budak bagi salah seorang bangsawan di Mesir, maka asalnya Yusuf adalah orang yang merdeka, kemudian saudara-saudaranyalah yang telah menipu daya beliau. Adapun sabda Rasulullãh ﷺ مَا بَعَثَ اللَّهُ نَبِيًّا إِلَّا رَعَى الْغَنَمَ “Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi kecuali menggembala kambing.” [HR Al Bukhori] 🌟 Maka para Nabi tersebut bukan menggembala karena dia seorang budak akan tetapi menggembala kambingnya sendiri atau menggembala kambing milik orang lain dengan dibayar, sebagaimana Rasulullah ﷺ menggembala untuk penduduk Makkah. [HR Al Bukhori] 🌟 Dan Nabi Musa alaihissalam menggembala untuk seorang laki-laki yang shaleh dari Madyan. Sebagaimana di dalam QS Al-Qashas 27 . Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Allah 🔊 Halaqah 25 Buah dari Beriman Kepada Para Rasul Alaihimussalam 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 BUAH DARI BERIMAN KEPADA PARA RASUL ALLAH BAGIAN 25 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-25 dari Silsilah ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Buah dari Beriman Kepada Para Rasul Alaihimussalam”. Diantara buah beriman kepada Para Rasul Alaihimussalam 1⃣ Seseorang jadi mengetahui rahmat Allah dan perhatian Allah yang besar terhadap hamba-hamba-Nya dengan cara mengutus para Rasul kepada mereka supaya memberikan petunjuk kepada mereka dan menjelaskan kepada mereka tentang beribadah kepada Allah dan bagaimana cara beribadah kepada Allah, karena akal manusia tidak bisa berdiri sendiri tanpa wahyu dari Allah azza wajalla. Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ “Sungguh Allah telah memberikan karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang membacakan atas mereka ayat-ayat-Nya dan membersihkan jiwa mereka dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Hikmah. Dan sungguh mereka sebelumnya berada di dalam kesesatan yang nyata.” [QS Ali Imran 164] 2⃣ Bersyukur kepada Allah atas nikmat diutusnya para Rasul Alaihimussalam. 3⃣ Mencintai para Rasul Alaihimussalam, menghormati mereka, memuji mereka sesuai dengan kedudukan mereka, karena mereka adalah para utusan Allah, para hamba-hamba Allah yang beribadah kepada Allah sekaligus menyampaikan risalah Allah dan menasihati para hamba Allah. Allah berfirman إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ “Sesungguhnya kami telah mengutusmu sebagai seorang saksi, memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan, supaya kalian beriman kepada Allah dan juga Rasul-Nya dan supaya kalian menolong dia dan menghormati dia.” [QS Al-Fath 8-9] 4⃣ Mengetahui kekuasaan Allah dan bagaimana Allah memilih para Nabi dan Rasul. 5⃣ Mengetahui bahwa beriman dengan mereka adalah sebab kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 6⃣ Mengetahui bahwa berpegang teguh dengan apa yang dibawa oleh para Rasul Alaihimussalam adalah sebab diangkatnya derajat seseorang di sisi Allah dan sebab diampuni dosanya. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah terakhir dari Silsilah Beriman Kepada Para Rasul Alaihimussalam. Kita berdoa kepada Allah azza wajalla semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita termasuk orang-orang yang beriman dan meninggal dunia di atas keimanan dan sampai bertemu kembali pada Silsilah Ilmiah berikutnya yaitu Silsilah Beriman dengan Takdir. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍
hsi 7 halaqah 1